Temanku datang lagi kemari. Teman yang cukup lama. Sebelumnya dia sering datang ke rumahku dulu, tapi sekarang sudah nggak lagi. Selain karena rumahnya sudah jauh, dia juga sudah bareng temannya yang baru. Kebanyakan dari mereka pintar pula. Kesepiankah aku? Lumayan.
Dia salah satu teman cowokku. Bukan pacar tapi teman. Sekarang mereka pergi. Ada yang ke teman barunya, pacarnya, dan satu orang berpisah karena konflik internal denganku. Sejujurnya aku tak mau
kehilangan mereka karena mereka salah satu penyeimbang hidupku sekaligus pelarian jika aku berkonflik dngan teman cewekku. Cewek terlalu egois dan too sweet buatku. Yah, yang cowok juga sih. Tapi setidaknya aku bisa memunculkan sisi maskulinku.
Dia datang lagi. Biasa, kalo yang datang ke rumahku pasti minta diajar pelajaran, terutama eksak. Tidak apa - apa kalau kau memang seperti itu. Setidaknya aku tidak kesepian. Aku malah heran. Aku tidak bisa mengajar dengan baik. Aku hanya menjelaskan apa yang ada dipikiran. Sementara, kau tahu? pikiranku sulit dan wajah serta kepribadianku merupakan es buah yang kaya rasa. Kalau seperti itu, apa mereka masih mengerti apa yang kuajarkan?
Sebenarnya, aku pernah mengagumi lelaki itu.Dia memang Gang Kiz (sejujurnya ini untuk cewek, tapi kugunakan untuk cowok) tapi aku yakin dia nggak se-Bad Boy yang terlihat. Dia juga seru dan yah ada dikitlah bijak - bijak gitu (mengingatkanku solat saja sudah kubilang bijak, apalagi kalau dia make kata Kahlil Gibran?) Sialnya, kakinya lebih bagus dariku, padahal dia cowok.
Entah kenapa aku ada sedikit peraasaan senang ketika dia samaku, rasa tak suka ketika dia dekat dengan cewek lain dan sedih ketika tidak diperhatikan. Apa ini perasaan suka? Kalau iya, mungkin kejadiannya akan sama seperti 7 tahun lalu, hanya saja ada sedikt peluang buat ngedapetin dia. Kenapa? Karena dia menjadikanku salah satu patokan buat jadi ceweknya. Menyenangkan? iya. Aku juga menjadikan dia sebagai salah satu patokannya juga meskipun aku tak begitu menginginkannya.
Yah, kuharap aku bisa mendapatkan lelaki seperti dia. Menyenangkan, nakal tapi penyayang pada keluarganya dan diriku, bisa mengarahkanku tapi nggak bossy, lugas tapi romantis, dan yang terpenting, sederajat serta seiman. Aku tak mau direndahkan ataupun merendahkan orang lain. aku ingin sederajat supaya aku dan kamu bisa saling melindungi satu sama lain dan mengasihi satu sama lain. Untuk temanku, semoga dia berhasil dimasa depannya dan tidak melupakanku. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar