"Youngjae ssaem, bolehkah aku pergi ke Busan?"
"Tentu saja, memangnya untuk apa kau kesana?"
"Aku ingin menjemput Tante Eunji ke ayah. Bolehkah?"
"Apa maksudmu?"
"Aku ingin pergi ke masa lalu."
Lee Seohye mengetahui kenyataan yang menyakitkan. Hubungan antara Howon dan Bongsun sudah berada di ujung tanduk. Seohye juga mengetahui bahwa Howon mencintai Ara karena terpaksa. Ia menyukai Eunji tapi malah memilih keputusan yang salah. Seohye merasa bahwa kehidupannya yang merana disebabkan karena ayahnya yang salah memilih. Ia lantas pergi ke guru fisikanya, Youngjae, untuk meminjam alat transportasi lintas masa. Ia lalu pergi ke masa lalu dimana hubungan Howon dan Eunji sedang hangat - hangatnya. Lee Seohye pun mengegerkan Howon muda dan memaksanya untuk menikahi Eunji secepatnya. Akankah Seohye berhasil mencomblangkan Howon dengan Eunji? Apakah Seohye akan menghilang bila mereka bersatu?
Kamis, 04 September 2014
Kenapa?
Aku sudah berusaha semampuku
Membuat jadwal yang ketat namun fleksibel
Menyapa orang - orang yang kulihat
Mengikuti kegiatan seloyal mungkin
Bahkan...
Aku mulai berani berbicara
Tapi...
kenapa hasilnya begini?
Aku kembali ke kebiasaan jelekku
Tidak fokus pada satu hal
Tergesa - gesa
Males gerak dan bicara di depan umum
Bahkan..
Aku mulai skeptis dengan keadaan sekitar
Seolah - olah mereka musuh
Seolah - olah aku tak dihiraukan
Kenapa? Kenapa?
Apa karena aku tak menghargai diriku?
Oke aku takkan menjelekkan diriku lagi
Apa karena aku meremehkan orang?
Aku sudah lama menghindari melihat sisi buruk orang
Meskipun belum maksimal
Apa karena aku pelupa?
Aku tidak tahu caranya kalo yang itu
Apa karena aku putus asa?
Mungkin...
Apa yang harus kulakukan?
Apa harus kutahan rasa malu dan sakitku ini?
Apa aku harus menjadi seorang protagonis bodoh?
Kenapa?
Membuat jadwal yang ketat namun fleksibel
Menyapa orang - orang yang kulihat
Mengikuti kegiatan seloyal mungkin
Bahkan...
Aku mulai berani berbicara
Tapi...
kenapa hasilnya begini?
Aku kembali ke kebiasaan jelekku
Tidak fokus pada satu hal
Tergesa - gesa
Males gerak dan bicara di depan umum
Bahkan..
Aku mulai skeptis dengan keadaan sekitar
Seolah - olah mereka musuh
Seolah - olah aku tak dihiraukan
Kenapa? Kenapa?
Apa karena aku tak menghargai diriku?
Oke aku takkan menjelekkan diriku lagi
Apa karena aku meremehkan orang?
Aku sudah lama menghindari melihat sisi buruk orang
Meskipun belum maksimal
Apa karena aku pelupa?
Aku tidak tahu caranya kalo yang itu
Apa karena aku putus asa?
Mungkin...
Apa yang harus kulakukan?
Apa harus kutahan rasa malu dan sakitku ini?
Apa aku harus menjadi seorang protagonis bodoh?
Kenapa?
Angin
Rasanya memang sedikit menyebalkan
Menjadi hembusan angin
Dimana diriku
Tak terlihat dan tak terasa
Mungkin angin memang berasa
Tapi diriku hampir tidak berasa
Memang sih sangat aman
Terlalu aman malah
Takkan ada yang mengincarku
Tapi...
Bukankah aku ingin dilihat juga
Dihargai keberadaanku
Orang - orang bersorak dengan kedatanganku
Aaahhh...
Terlihat seperti riya kah?
Aku tak bermaksud seperti itu kok
Aku hanya ingin diperhatikan saja
Kenapa?
Tidak bisa?
Tidak boleh?
Terserahlah...
Tapi...
Mereka marah saat aku cuek
Kenapa?
Kau juga begitu bukan?
membuatku menjadi kesal saja
Menjadi hembusan angin
Dimana diriku
Tak terlihat dan tak terasa
Mungkin angin memang berasa
Tapi diriku hampir tidak berasa
Memang sih sangat aman
Terlalu aman malah
Takkan ada yang mengincarku
Tapi...
Bukankah aku ingin dilihat juga
Dihargai keberadaanku
Orang - orang bersorak dengan kedatanganku
Aaahhh...
Terlihat seperti riya kah?
Aku tak bermaksud seperti itu kok
Aku hanya ingin diperhatikan saja
Kenapa?
Tidak bisa?
Tidak boleh?
Terserahlah...
Tapi...
Mereka marah saat aku cuek
Kenapa?
Kau juga begitu bukan?
membuatku menjadi kesal saja
Langganan:
Postingan (Atom)